Home / Berita / EDUKASI OJK DENGAN PTN DAN PTS SE JAWA TIMUR

EDUKASI OJK DENGAN PTN DAN PTS SE JAWA TIMUR

By / / Comments are Disabled

Unidha-Malang. Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan Ristekdikti mengundang PTN dan PTS se Jawa Timur termasuk Universitas Wisnuwardhana Malang dalam rangka mengikuti kegiatan sinergi edukasi OJK dengan Kemenristekdikti bagi dosen Perguruan Tinggi.. Utusan Universitas Wisnuwardhana Malang diwakili oleh Dwi Ekasari Harmadji SE., Ak., M.M. (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unidha Malang)

Kegiatan edukasi yang diselenggarakan oleh  OJK Wilayah Malang bekerjasama dengan OJK Jakarta selama 2 (dua) pada 7- 8 Maret 2018 di Hotel Atria, Jl. Letjen S. Parman 87-89 Kota Malang ini diikuti oleh  30 PTN dan PTS dari Malang, Jember,  Lumajang,  Pasuruan, dan Probolinggo. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Bapak Sigit Sembodo, (Busan Auto Finance), Ibu Greta Joy Siahaan (OJK Jakarta), dan Bapak Yance Simarmata (OJK Malang)

Kegiatan ini sebagai tindak lanjut atas peluncuran buku seri literasi keuangan tingkat perguruan tinggi oleh Direktur Jenderal pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti pada Bulan Agustus 2016. Buku seri literasi keuangan tingkat perguruan tinggi terdiri dari 9 buku yang bisa diunduh di handphone (sikapiuangmu) dan website https://sikapiuangmu.ojk.go.id.

Adapun 9 buku terdiri dari Buku 1: OJK dan Pengawasan Mikroprudensial, Buku 2: Perbankan, Buku 3: Pasar Modal,  Buku 4: Perasuransian,  Buku 5: Lembaga Pembiayaan,  Buku 6: Dana Pensiun,  Buku 7: Lembaga Jasa Keuangan Lainnya,  Buku 8: Industri Jasa Keuangan,  Buku 9: Perencanaan Keuangan (suplemen).

Kegiatan ini bertujuan agar PTN dan PTS bisa memiliki dosen-dosen yang bisa memberi teladan (role model) dan bijaksana mengatur uang serta bisa mendidik mahasiswa generasi milenial juga bisa bijaksana menggunakan uang dan melakukan investasi dengan benar dan tepat sasaran.  Survey yang dilakukan oleh rumah123.com menunjukkan hasil memprihatinkan yaitu generasi muda lebih senang liburan/travelling utk diposting di media sosial daripada investasi untuk punya rumah, sehingga 95% berpotensi menjadi gelandangan karena tidak memiliki rumah. (red-sr)

 

Loading