TINGKATKAN PEMAHAMAN POLITIK, UNIDHA MALANG GELAR KULIAH UMUM BERSAMA MAHKAMAH KONSTITUSI RI
MALANGTODAY.NET – Pengetahuan penyelenggaraan pilkada serentak sudah seharusnya dikonsumsi kalangan muda, terutama mahasiswa. Karena di tangan mereka, masa depan politik Indonesia bertumpu. Itu sebabnya, dalam berbagai kesempatan, Universitas Wisnuwardhana (Unidha) terus meningkatkan wawasan mahasiswa terkait pentingnya pendidikan politik, terutama dalam kancah pemilihan kepala daerah.
Rektor Unidha, Drs. H. Suko Wiyono, SH mengatakan, menjelang pilkada, pengetahuan dan wawasan dalam pemilihan kepala daerah ini dirasa sangat penting. Sehingga, masyarakat pada umumnya dapat berkaca dan menikmati pesta demokrasi ini sesuai dengan kebutuhan. Minimal, masyarakat dapat belajar dinamika yang twejadi dalam pemilihan serentak yang sudah di depana mata.
“Terlebih, mahasiswa kami kebanyakan adalah aktifis, jadi wawasan penyelenggaraan pilkada ini sangat penting,” katanya pada media, di sela-sela Kuliah Umum Univeraitas Wisnuwardhana Malang, dengan tema Pilkada Serentak: Problematik dan Tantangannya, beberapa menit lalu.
Sementara itu, Ketua Mahkamah Konstitusi RI, Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H., M.S menambahkan, Pilkada serentaj menjadi mekanisme demokrasi yang paling sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin cerdas, kritis, dan melek politik.
“Sudah tidak bisa dipungkiri lagi, terutama setelah melihat bagaimana reaksi publik ketika mekanisme pemilihan kepala daerah beberapa waktu lalu dipindahkan ke DPRD,” katanya.
Menurutnya, pilkada oleh rakyat dipandang sebagai mwkanisme paling esensial untuk memanifestasikan kedaulatan rakyat daerah. Sehingga, berperan menjadi subjek seutuhnya dalam menentukan arah dan corak penyelenggaraan pemerintah di daerah.
“Melalui pilkada inilah, rakyat menjalankan kedudukannya sebagai rakyat berdaulat,” papar Arief.
Guna mencapai tujuan pilkada yang swauai dengan prinsip demokrasi, lanjutnya, maka diperlukan insttumen hukum. Karena jika tidak, pilkada hanya akan menjadibajang pertarungan kepentingan politik dan ekonomi yang menghalalkan segala cara.
“Artinya, kemenangan yang diperoleh tidak berdasar pada preatasi, keunggulan, dan kebijakan yang dimiliki. Tapi oleh kekuatan dan modal kapitalkstik yang tidak berorientasi pada kapasitas seseorang untuk memimpin,” pungkasnya.
Sumber: http://malangtoday.net/