MANTAPKAN PANCASILA DALAM NKRI, UNIDHA MALANG GELAR SEMNAS
Unidha-Malang. Mantapkan Pancasila dalam NKRI, Universitas Wisnuwardhana Malang mengadakan Seminar Nasional dengan tema Pemantapan Pancasila dalam NKRI di aula gedung F Unidha Malang, 6 April 2019 lalu. Semnas yang dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan guru se – Malang Raya ini menghadirkan narasumber dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia, Bapak Prof. Dr. Hariyono, M.Pd.
Dalam kesempatan tersebut,Rektor Unidha Malang Prof. Dr. H. Suko Wiyono, S.H., M.H. menyampaikan bahwa nilai – nilai Pancasila saat ini dinilai sudah luntur, Bahkan demokrasi pun sudah banyak yang kebablasan mengartikannya. “Ada penegakan HAM, supremasi hukum, otonomi daerah dan penataan peran ABRI serta sebagainya, Tapi sekarang, demokrasi yang sudah dibangun dengan baik, jadinya sudah kebablasan,” katanya.
Menurut dia, ini lebih disebabkan karena nilai Pancasila yang sudah mulai luntur di masyarakat. “Kami merasa terpanggil demi menjaga kerukunan hidup berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia,” ungkapnya. “Kita kembalikan Pancasila sekaligus sebagai pandangan hidup bangsa,” tambah dia. Untuk itu, perlu adanya pendidikan pemahaman keberagaman bangsa. “Pemahaman itu diberikan pada kepala sekolah dan mahasiswa untuk menyempurnakan semangat kebhinnekaan yang sesuai Pancasila. Apalagi saat ini tahun politik perlu adanya pendidikan Pancasila dan keberagaman. Jangan hanya mengujar kebencian saja,” urainya panjang lebar.
Dalam berpolitik boleh saja berdebat keras tentang suatu pilihan atau sikap. “Namun jika hal paling fundamental yakni korupsi, berbohong, fitnah, dibiarkan menjadi santapan sehari – hari, masyarakat tidak punya pegangan, tidak punya teladan dan menjadikan bahaya bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutupnya.
Sementara itu, Prof Dr Hariyono M.Pd, Pelaksana Teknis Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila juga memberikan penilaian serupa. Menurut dia, saat ini ada yang milenium yang dalam cerita rakyat dikenal Maling Kundang dan Dewaruci. Maling Kundang merupakan orang yang tidak mau mengakui ibunya. “Untuk itu, kita bahagia bisa sukses tanpa mengingkari sejarah dan kebudayaan kita,” jelas dia.
Untuk itu kata dia, harus kembali kepada nilai-nilai Pancasila. Sebab, seorang sejarawan dari Inggris mengatakan jika negara yang berhasil selalu memiliki basis nilai sejarah yang kuat. Karena itu terang dia, pembinaan ideologi Pancasila sangat penting. “Itu untuk menggelorakan atau mengarusutamakan kembali nilai-nilai Pancasila,” pungkasnya. (ron-red)